WARTAWAN BAROMETERNEWS.ID ADALAH MEREKA YANG NAMANYA TERDAFTAR DI APLIKASI "CEK ID CARD" DI BAGIAN BAWAH MEDIA INI# #BAROMETERNEWS.ID TIDAK MEMUNGUT BIAYA UNTUK PUBLIKASI RILIS KEGIATAN MASYARAKAT, SOSIAL DAN KEAGAMAAN# #REDAKSI : WA NO. 0838-5739-0929 / 0895-1256-1532# - Tim Farmasi Puskesmas Kecamatan Cakung menciptakan inovasi yang
Puskesmas Bantul I NO NAMA INOVASI DESKRIPSI TAHUN PENERIMA MANFAAT INOVASI 1 SABU-SABU Puskesmas Bantul I SambangBumil Bufas. Kunjungan rumah ibu hamil dan ibu nifas. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya penurunan kematian ibu di wilayah Puskesmas Bantul I, yang dikunjungi meliputi semua ibu hamil dan ibu
PuskesmasDiminta Inovasi dalam Optimalkan Pelayanan Kesehatan. Seorang warga lanjut usia (lansia) menjalani pemeriksaan tensi darah sebelum vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Purnama, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (3/3/2021). Sebanyak 17.803 warga lansia menjadi sasaran dalam vaksinasi COVID-19 di Kalbar.
Fast Money. RENCANA PERBAIKAN INOVATIF DAN TINDAK LANJUT TERHADAP HASIL EVALUASI NO KEGIATAN PROSES KEGIATAN KEGIATAN EVALUASI 1 KIA MARCUSUAR Melayani sepenuh hati remaja,calaon pengantin CATIN pasangan usia subur,sehat ibu hamil anak dan keluarga – Turun lapangan – Jemput bola NO 148/SK/ADMEN/UPT-PUS MEL/III/2018 2 GIZI MARI PERGI MARI PERBAIKI GIZI – Kunjungan rumah – Diskusi dan Tanya jawab NO 149/SK/ADMEN/UPT-PUS MEL/III/2018 4 IMUNISASI IBER Imunisasi Berjalan – Turun lapangan – Jemput bola NO 149/SK/ADMEN/UPT-PUS MEL/III/2018 5 PTM MERIAH Mari enyahkan asap rokok dari rumah /instansi – Inspeksi ke rumah atau instansi pemerintahan lurah /camat – Pemasangan spanduk di instansi pemerintahan 7 POLI GIGI KAPE PAGI Kartu Petunjuk Setelah Pencabutan Gigi – Pencetakan kartu petunjuk setelah pencabutan gigi – Mengedukasi pasien secara langsung – Memberikan kartu petunjuk setelah pencabutan gigi kepada setiap pasien yang telah melakukan pencabutan gigi. 8 FARMASI BERES OBAT Beritahu Efek Samping Obat – Mencetak form/label yang berisi tentang efek samping obat. – Mengedukasi pasien tentang efek samping obat secara langsung melalui pelayanan infomasi obat. – Memberikan form/label yang berisi tentang efek samping obat kepada setiap pasien yang mengambil obat. 9 FARMASI CAPÉ OBAMA Cara Penyimpanan Obat di Rumah – Mencetak leaflet yang berisi tentang cara penyimpanan obat di rumah. – Mengedukasi pasien tentang cara penyimpanan obat di rumah secara langsung melalui pelayanan infomasi obat. – Memberikan leaflet yang berisi tentang cara penyimpanan obat di rumah kepada setiap pasien yang mengambil obat.
Mengalami kesulitan membaca tulisan dokter pada secarik resep menjadikan Irma Melyani Puspitasari 32 yang saat itu menjadi apoteker bertekad membuat perubahan. Resep tidak harus identik dengan tulisan steno—atau acak-acakan—dari para dokter yang hanya bisa dibaca oleh segelintir orang. Pasien pun berhak tahu. Lulusan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Unpad ini juga beberapa kali memergoki obat-obat yang diresepkan ternyata memiliki potensi menyebabkan reaksi merugikan. Bentuknya bisa berupa interaksi ataupun duplikasi obat. Interaksi adalah efek samping yang diakibatkan reaksi kimia dari komponen obat yang berbeda. Adapun duplikasi obat terjadi saat komposisi yang sama diresepkan pada dua jenis obat yang berbeda, padahal tidak perlu. Irma meyakini, interaksi ataupun duplikasi yang berlangsung saat pembuatan resep bukanlah kesengajaan dari para dokter. ”Bayangkan saja, ada hingga item obat dalam satu rumah sakit besar. Tidak mungkin menghafal komposisinya satu-satu,” kata Irma yang ditemui di tempat kosnya di Bandung, Jawa Barat. Dua pengalaman itulah yang membuat dia tersadar bahwa resep elektronik adalah sebuah solusi yang harus dicapai. Menengok ke negara lain, ternyata tren serupa terjadi. Irma mencontohkan Amerika Serikat yang kini tengah mendorong para dokter untuk menggunakan resep elektronik yang kini jumlahnya mencapai sepertiga dari seluruh populasi. Sendiri Kesempatan itu muncul sewaktu dia mengambil pendidikan pascasarjana di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung 2007. Mengambil spesialisasi teknik biomedik di bawah bimbingan Profesor Soegijardjo Soegijoko, sejak awal Irma sudah mempersiapkan kerangka bagi aplikasi untuk membuat resep elektronik itu. Perombakan pertama yang dilakukan adalah perbaikan sistem administrasi rekam medis pasien di puskesmas. Menggunakan beberapa komputer yang tersambung secara intranet, efisiensi bisa dilakukan dari alur kerja petugas di puskesmas. Dengan pencatatan digital dan saling tersambung, tidak perlu lagi ada petugas yang mencari rekam medik, membawanya ke ruangan poli, dan mengembalikannya. Dengan teknologi yang sama, petugas tidak lagi harus membuat rekapitulasi bulanan karena hal tersebut bisa dilakukan dalam beberapa kali klik di mouse. Inti dari aplikasi tersebut adalah bagian resep. Irma memasukkan data untuk komposisi obat, indikasi serta kontraindikasi seorang diri yang dilakukannya sambil mengikuti kuliah. Jumlahnya mencapai 217 item. Dia juga memasukkan informasi mengenai peluang interaksi ataupun duplikasi dari berbagai referensi yang dimilikinya. Dengan aplikasi tersebut, seorang dokter tinggal memberi centang untuk gejala hingga obat yang diberikan berikut dosisnya. Aplikasi buatan Irma masih menyisakan kolom untuk diisi manual seperti anamnesis atau keluhan yang diutarakan pasien sebelum diperiksa, serta kolom untuk tindakan medis yang diambil. Begitu memasuki pembuatan resep, dokter akan mendapat pemberitahuan dari aplikasi bila obat yang diresepkannya berpotensi terjadi interaksi maupun duplikasi sehingga bisa diganti dengan yang lain. Dokter pun bisa tetap meresepkan meski harus mengisi kolom alasan. Menyahut ajakan Hampir rampung dengan aplikasi buatannya, tidak berarti masalah sudah selesai. Dia menghadapi gelombang penolakan dari calon penggunanya, yakni puskesmas. Salah satu alasan yang sering dilontarkan adalah keengganan untuk belajar komputer karena tidak semua petugas melek teknologi dan sudah nyaman dengan pencatatan konvensional. Alasan lain yang sering dihadapi adalah pendapat yang menyatakan bahwa resep haruslah berupa kertas. Pengertian umum resep adalah perintah yang ditulis dokter kepada apoteker untuk mengeluarkan obat. Pengertian tersebut juga dipakai dalam peraturan pemerintah. Isu tersebut dijawab Irma dengan argumen bahwa Indonesia telah memiliki Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sehingga memungkinkan dokumen tidak harus berupa kertas, termasuk resep. Dari berbagai puskesmas tersebut, ternyata hanya satu yang bersedia mencoba aplikasi resep elektronik milik Irma, yaitu Puskesmas Babakan Sari di daerah Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat. Kepala Puskesmas saat itu, Dr Ira Dewi Jani, menyatakan ketertarikannya menerapkan resep elektronik di tempatnya. Ira beralasan, sebagian besar waktu para petugas di sana tercurahkan untuk menyelesaikan tugas administratif seperti mengantar rekam medis dan pembuatan laporan. Padahal, mereka punya kewajiban di lapangan seperti pembinaan di posyandu ataupun sekolah. Ira merasakan betul bahwa puskesmas masih dipandang sebelah mata sebagai pemberi akses kesehatan bagi masyarakat. ”Padahal, ada sekitar puskesmas di Indonesia dan 60 persen warga menengah ke bawah mendatangi puskesmas terlebih dahulu untuk berobat,” tutur Ira. Dengan kemauan keras, akhirnya petugas Puskesmas Babakan Sari belajar mengoperasikan komputer meski tidak mudah. Irma menyiasati hal tersebut dengan mengajari mereka menggunakan situs jejaring sosial Facebook. Dari sana, mereka dibiasakan untuk mencentang pilihan dan mengoperasikan komputer. Salah satu cerita yang kerap diutarakan adalah salah satu pegawai senior yang awalnya tidak bisa menyalakan komputer kini menjadi tenaga administrasi di ruang pendaftaran yang bisa diandalkan. Dalam waktu satu tahun, resep elektronik menunjukkan hasilnya. Administrasi di Puskesmas Babakan Sari jauh lebih ringkas dan memudahkan para petugas. Irma pun beberapa kali diundang mempresentasikan inovasinya dalam forum di luar negeri seperti di Bangkok, Thailand akhir 2009 dan di Luksemburg pada April 2011. Puskesmas Babakan Sari pun kerap dikunjungi tamu dari luar negeri seperti Filipina dan Pakistan untuk melihat kerja resep elektronik. Sayangnya, hingga kini Irma belum berkesempatan mereplikasi aplikasinya ke puskesmas ataupun rumah sakit lainnya. Padahal, aplikasi tersebut juga memiliki potensi lain, yakni mengumpulkan data yang berguna bagi perumusan kebijakan kesehatan nasional. ”Bila digunakan di banyak tempat, kita bisa memiliki data mengenai tren konsumsi obat maupun evaluasi dalam penanganan penyakit tertentu dengan pemberian obat,” kata Irma. Dia sendiri kemungkinan tidak bisa mengembangkan lagi aplikasinya karena Oktober 2011 akan berangkat ke Jepang untuk menuntut ilmu kedokteran. Hal tersebut dilakukan sebagai tuntutan dari pekerjaannya sekarang sebagai pengajar di Fakultas Farmasi Unpad. Irma Melyani Puspitasari • Lahir Cirebon, 1 Mei 1979 • Pendidikan – S1 Farmasi Unpad lulus 2002 – Pendidikan Profesi Farmasi Unpad lulus 2003 – Teknik Biomedik ITB lulus 2010 • Pekerjaan Staf Pengajar di Fakultas Farmasi Unpad 2006-sekarang Disadur dari kompas
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. MEWUJUDKAN INOVASI PELAYANAN KESEHATAN PADA TEKNOLOGI DIGITALInovasi bukan lagi hal baru di sektor publik. Namun dalam praktiknya, inovasi sektor publik sangat dipengaruhi oleh praktik inovasi sektor swasta. Inovasi yang berhasil oleh sektor swasta merupakan motivator yang hebat bagi sektor publik untuk mengembangkan berbagai jenis inovasi. Untuk itu, inovasi di sektor publik dipandang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Inovasi sektor publik sangat mirip dan sering dikaitkan dengan perubahan atau reformasi pemerintah. Hal ini biasa dikenal dengan konsep New Public Management NPM dan konsep e-Government. Di Indonesia saat ini inovasi dalam sektor publik erat kaitannya dengan adopsi konsep e-government dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Konsep inovasi dalam sektor publik tersebut mulai dipraktikkan di berbagai negara berkembang karena adanya perkembangan teknologi canggih yang pesat. Konsep inovasi di sektor publik Dengan perkembangan teknologi yang maju, hal tersebut dipraktekkan di berbagai negara berkembang. dengan cepat. Konsep inovasi di negara berkembang berkaitan dengan adopsi atau rekrutmen Penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi atau TIK dalam sistem administrasi publik Pemerintah. Dengan adanya kemajuan teknologi yang dibawa dan dikenalkan dari negara maju, menyebabkan adanya perubahan yang terlihat dari sistem pelayanan yang mulai begeser menjadi lebih modern uga melalui penciptaan ide atau gagasan baru, tetapi lebih banyak melalui proses. Proses inovasi dalam sektor publik di negara berkembang jdopsi inovasi yang sudah ada. Di beberapa negara berkembang, inovasi dianggap sebagai penggunaan teknologi yang canggih ke dalam administrasi publik yang dikenal sebagai konsep egovernment. Pemahaman inovasi di Indonesia dapat dilihat dari berbagai penerapan inovasi yang dilakukan di semua lini pemerintah. Hampir semua instansi pemerintah, memahami inovasi sebagai adopsi penggunaan TIK kedalam proses administrasi publik yang dikenal dengan konsep e-government. Keterkaitan inovasi dengan egovernment dapat terlihat dari penerapan TIK pada lingkungan instansi pemerintah dalam menyediakan pelayanan publik secara elektronik e-government. Meskipun demikian juga terdapat beberapa instansi yang memahami inovasi bukan hanya sekedar penggunaan TIK dalam administrasi publik. Kondisi pelaksanaan e-government di Indonesia masih sangat bervariasi, meskipun dalam peraturan dijelaskan bahwa pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kerjasama. Hal ini terlihat dari perhatian pemerintah dalam pengembangan egovernment masih terpusat pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dimana pendefinisian e-goverment oleh pemerintah masih sebatas website. Oleh karena itu pada awal pelaksanaan e-government masih cenderung dimaknai sebagai penyediaan website, meskipun dewasa ini sudah berkembang dengan berbagai aplikasi. Adapun implementasi, hal-hal terlihat sangat baik dalam persiapan atau produksi. Ini berarti bahwa hampir semua otoritas memiliki situs web dan proses pembaruan informasi yang berkelanjutan. Namun berdasarkan data yang ada, baik di tingkat pusat maupun daerah, ada beberapa website negara yang salah kelola secara Dewasa ini merupakan perkembangan konsep e-health bukan hanya menfokuskan pada pelayanan medis di Rumah Sakit saja, melainkan pada kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskemas. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat /Puskesmas. Menjangkau seluruh masyarakat memerlukan program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIM Puskemas yang terintegrasi dengan baik melalui berbagai kegiatan pelaksanaan. Dalam program SIM Puskesmas terdapat empat bentuk kegiatan pelaksana antara lain sistem pendaftaran pasien, sistem rekam medis pasien, sistem pengobatan atau farmasi dan sistem pembayaran. Dalam mempemudah dalam melaksanakan kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan di Puskemas, setiap daerah mulai mengembangkan berbagai bentuk strategi atau inovasi. Kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan disetiap Puskesmas sebelumnya dilakukan dengan cara manual atau tradisional. Kelemahan dalam penggunaan cara manual atau tradisional menjadi tantangan bagi setiap Puskesmas untuk melakukan pengembangan strategi. Dewasa ini di berbagai daerah mulai mengembangkan berbagai strategi yang memanfaatkan TIK dalam melakukan kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dinas Kesehatan berhasil mengembangkan strategi yang memanfaatkan TIK dalam melakukan kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang dikenal dengan aplikasi SIMPUS / Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. Aplikasi SIMPUS merupakan salah satu bentuk inovasi dalam sektor publik yang menfokuskan pada bidang kesehatan di daerah yang dapat mengakomodir semua kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Meskipun keberadaan aplikasi SIMPUS melalui berbagai tahap pengembangan. Kemunculan inovasi dalam sektor publik ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam menerapkan Undang-undang No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah yang termuat dalam pasal 386 tentang Inovasi Daerah. Dalam keseriusannya menerapkan undang-undang ini secara optimal dalam berbagai bentuk inovasi di berbagai sektor. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
inovasi farmasi di puskesmas