PROFILFAKULTAS. Sambutan Dekan; Sejarah; Pimpinan Fakultas; Dosen; Tenaga Kependidikan; Visi, Misi, dan Tujuan; Akreditasi; Kemitraan; Struktur Organisasi; Fasilitas
Tetapikalau seseorang memilih cara mencukur, tentu itu dibolehkan." Kesimpulannya: mencukur bulu ketiak dengan tujuan untuk membersihkan hukumnya boleh (mubah). Apalagi jika diniati untuk menjalankan sunah kebersihan akan melaksanakan salat Jum'at. Insya Allah bernilai pahala.
Dalamjawaban yang disampaikannya di laman About Islam, dilansir Selasa (22/9), Mohsen mengatakan Muslim lebih baik menghindari yoga jika mempraktikkannya yang berakar pada teologi agama lain. Namun, Muslim diperbolehkan melakukan yoga jika itu dilakukan sebagai salah satu bentuk senam, seperti halnya pilates.
Vay Tiền Nhanh. Apakah dasar hukum Islam? Panduan ini akan menerangkan secara lengkap dasar hukum dalam Islam seperti halal, haram, wajib, sunat dan sebagainya. Pengenalan Segala pertuturan, perlakuan, gerak hati, soal-soal ibadah, muamalat berjual beli, berkeluarga, bermasyarakat dan segala macam aktiviti insan muslim harus mengambil kira hukum-hukum syariat. Dalam Islam, terdapat beberapa dasar hukum yang harus kita ketahui dan fahami. Ia adalah asas untuk menentukan setiap perbuatan kita. Dalam Islam terdapat beberapa hukum syarak yang harus diketahui. Di bawah ini, setiap hukum tersebut diterangkan secara ringkas. 1. Takrif Halal Halal bermaksud Sesuatu yang dibolehkan tidak berdosa memakai, memakan, atau mengerjakannya setelah ada pengesahan sah menurut syarak. Firman Allah SWT Makanlah daripada yang baik halal dan kerjakanlah amalan soleh.– Surah al-Mu’minun ayat 51 Allah SWT memerintahkan kita makan dan minum daripada bahan-bahan yang baik iaitu halal, suci lagi bersih sebelum melakukan ibadat dan amalan soleh lain. Disamping itu, binatang yang boleh dimakan seperti kambing, ayam dan lembu perlu disembelih terlebih dahulu sebelum dimakan, sesuai dengan tuntutan Islam. 2. Hukum Haram Haram bermaksud Sesuatu yang diberi pahala apabila meninggalkan dan berdosa apabila mengerjakannya di sisi syarak. Hukum ini berlawanan dengan halal. Terdapat hadis yang meriwayatkan daripada Nabi SAW Tidak akan masuk ke dalam Syurga daging dan darah yang tumbuh daripada sumber yang haram. Nerakalah lebih utama baginya— Hadis riwayat Ibnu Hibban Antara makanan atau minuman yang haram ialah daging babi, arak dan sebagainya. Disamping itu, Islam juga menetapkan supaya kita menjauhi perbuatan-perbuatan haram seperti Memakan harta anak yatimMenilik nasibBergaul bebas lelaki dan wanita yang bukan mahramBerjudiMembuka aurat kecuali yang diharuskan oleh syarak … dan amalan-amalan lain yang dilarang. 3. Hukum Wajib Wajib bermaksud Sesuatu yang diberi pahala apabila dikerjakan dan berdosa meninggalkannya. Contohnya amalan solat lima waktu, puasa pada bulan Ramadan dan sebagainya. Allah SWT berfirman Sesungguhnya solat sembahyang itu merupakan kewajipan yang telah ditetapkan atas orang Mukmin dan Mukminah.— Surah an-Nisa’ ayat 103 4. Hukum Sunat Sunat bermaksud Sesuatu yang diberi pahala jika dikerjakan dan tidak berdosa apabila meninggalkannya. Contohnya, solat sunat, bersedekah, puasa sunat dan sebagainya. Amalan-amalan sunat ini merupakan amalan tambahan atau sokongan untuk menampung mana-mana kekurangan dalam ibadat wajib yang kurang sempurna. Di akhirat kelak, apabila setiap insan dihadapkan ke muka pengadilan Allah, setiap amalan wajib akan dinilai kesempurnaannya. Jika kurang sempurna, maka ditanya pula tentang amalan-amalan sunat seperti solat sunat dan puasa sunat untuk menampalkan kekurangan pada amalan yang wajib. 5. Hukum Makruh Makruh bermaksud Sesuatu amalan yang diberi pahala jika ditinggalkan dan tidak berdosa apabila mengerjakannya. Amalan makruh seperti memakan makanan yang berbau seperti bawang mentah, petai dan segala makanan yang menyebabkan mulut berbau busuk sehingga mengganggu jemaah lain dalam solat juga dikira makruh. Nabi SAW sendiri menggemari amalan-amalan sunat dan membenci perbuatan makruh yang mendekati haram. Ibadat seperti solat yang dilakukan pada waktu-waktu yang tidak digalakkan adalah makruh seperti ketika matahari berada tegak di atas langit, terbit dan juga ketika terbenam. 6. Hukum Harus Maksud harus adalah Sesuatu amalan yang tidak berpahala jika dikerjakan dan tidak berdosa apabila meninggalkannya seperti bersiar-siar, makan, minum dan sebagainya. 7. Hukum Sah Maksud sah adalah Sesuatu amalan yang cukup rukun dan sempurna syaratnya menurut syarak. Contohnya syarat sah solat adalah suci daripada hadas besar dan hadas kecil. Amalan-amalan sama ada yang wajib ataupun yang sunat apabila tidak cukup rukun atau syaratnya dianggap batal atau tidak sah. Ia tidak akan diterima oleh Allah SWT sebagai ibadah dan dianggap sia-sia sahaja. Hal ini menampakkan kejahilan seseorang itu dalam melaksanakan amal ibadahnya. 8. Hukum Batal Maksud batal adalah? Sesuatu amalan yang tidak cukup rukun dan syaratnya menurut syarak. Contohnya, solat akan batal jika bergerak berturut-turut sebanyak tiga kali. Penutup Sebagai orang Islam, kita wajib untuk memahami segala rukun dan syarat dalam satu-satu amalan serta memberi perhatian pula kepada perkara-perkara yang boleh membatalkan amalan. Ini khususnya amalan wajib seperti puasa, solat dan haji yang akan membawa kesempurnaan iman, islam dan akhlak umat Islam itu sendiri. Semoga panduan ini memberi manfaat kepada anda.
Alarm untuk wanita muslim"Jangan jadi pencuci mata para lelaki..Senamlah ditempat tertutup, jangan ikhtilat,campur baur mirip anak tk , padahal sudah emak2 Follow akun sosial media Foto Dakwah, klik disini Klik disini untuk sedekah dakwah, untuk membantu dakwah kami Share Artikel Ini
Pertanyaan Assalamu 'alaikum wr ingin menanyakan bagaimana hukumnya seorang muslimah olah raga di tempat umum? Saat ini sering diadakan senam bersama dengan menggunakan musik yang Islami dan menggugah semangat kita dan tempatnya terpisah antara laki laki dan wanita. Apakah boleh seorang muslimah ikut?Bolehkah muslimah memakai baju olahraga celana panjang dan atasan kaus selutut, longgar untuk berolahraga di luar kasihWassalamu'alaikumJawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Permasalahan seperti ini memang seringkali mengundang banyak beda pandangan, mulai dari yang agak longgar hingga yang sangat PertamaOpini ini lahir dari para ulama yang berpandangan agak longgar. Mereka biasanya berangkat dari tidak adanya pelanggaran yang fatal atas hal itu. Sebab para wanita sudah mengenakan busana yang menutup aurat, tempatnya sudah terpisah antara laki-laki dan perempuan, sehingga tidak akan ada kekhawatiran untuk timbulnya memandang, bahwa haram itu harus dikembalikan kepada nash-nash yang sharih dan qath'i. Bila terdapat nash-nash yang tegas melarang, bukan merupakan perluasan dari inti masalah, serta nash itu mencapai derajat yang kuat dalam periwayatan, barulah kita bisa mengeluarkan vonis haram atas kita tidak menemukan satu ayat atau hadits yang bisa dijadikan dasar sebagaidalil yang mengharamkan senam massal, termasuk untuk para wanita. Hadits yang mengharamkan wanita berlenggak-lenggok berpakaian seperti telanjang, tidak bisa dijadikan dasar untuk melarang. Karena senam masal wanita ini tidak dilakukan di hadapan para SAW bersabda“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka seakan-akan punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat!”Ada dua tafsiran dalam hadits ini tentang maksud berpakaian tapi telanjang. Pertama adalah wanita yang berpakaian tebal akan tetapi ketat sehingga menggambarkan lekuk-lekuk tubuhnya. Kedua adalah wanita yang memakai pakaian lebar akan tetapi transparan sehingga terlihat ketika pakaian senam yang nyaris memenuhi gambaran hadits di atas menjadi tidak berlaku, lantaran dikenakan di area yang tidak ada kalangan ini sepakat mengharamkan bila pakaian seperti ini dikenakan di arena yang terbuka, di mana ada begitu banyak laki-laki ajnabi bisa KeduaSedangkan opini lain tentang masalah ini lahir dariberpandangan para ulama yang agak ketat. Mereka mengharamkan, atau setidaknya memakruhkan, tidak menganjurkan dan hujjah mereka berangkat dari kekhawatiran fitnah yang muncul dari senam masal wanita. Di mana senam ini akan membuat para wanita muslimah berlenggak-lenggok, padahal ada hadits yang mereka untuk melarang senam masal wanita ini juga didasari dari pandangan mereka tentang hukum musik. Mereka biasanya berpandangan bahwa tidak ada konsep musik Islami, sebagaimana tidak ada konsep zina Islami, pelacuran Islami dan sebagainya. Bagi mereka, apapun jenis musiknya dan apapun alatnya, semua kita berhadapan dengan beragam cara pandang dari para ulama. Tentu masing-masing datang dengan pandangan subjektifnya. Selain juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, adat, kebiasaan serta latar belakang semua ulama sepakat bahwa olah raga adalah bagian dari perawatan kesehatan. Dan kesehatan itu penting untuk dijaga, bahkan agama mewajibkan kita untuk hidup kurang sepakat dalam masalah senam sebagai bagian dari jenis olah raga yang boleh dari mereka adayang mengharamkan senam, karena dianggap senam itu sama dengan tarian. Dan tarian itu dianggap sesuatu yang lagi senam itu diiringimusik, maka semakin haramlah hukum senam musik itu dalam pandangan parah lagi, karena senam itu dilakukan oleh para wanita muslimah di tempat umum, meski dipisah antar laki-laki dan perempuan, namun tetap saja masih ada kemungkinan orang yang bukan mahram datang jangan kaget kalau ada pihak-pihak tertentu dari elemen umat ini yang masih agak keberatan dengan adanya senam masal muslimah. Minimal, kita masih akan bertemu dengan banyak pandangan yang saling a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Ahmad Sarwat, Lc
hukum senam dalam islam